Frekuensi Kemunculan dan Persepsi Masyarakat Terhadap Ikan Glodok (Boleophthalmus boddarti Pallas, 1770) di Ekowisata Mangrove Lantebung Makassar
Abstract
Ikan glodok telah lama menarik perhatian para ilmuwan karena sifat amfibinya dan karena kemampuannya bertahan dalam waktu lama di luar air dan biasanya muncul selama saat air surut untuk mencari makan dan mencari pasangan. Saat ini, luas hutan Mangrove di Ekowisata Mangrove Lantebung Makassar adalah 25 Hektar yang didalamnya terdapat ikan glodok namun masih sangat kurang yang menelitinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis frekuensi kemunculan dan mengetahui persepsi masyarakat mengenai ikan glodok. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan mix methods melalui purposive sampling pada dua stasiun berbeda yang dikombinasikan dengan metode wawancara dengan panduan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi kemunculan tertinggi untuk stasiun satu berada pada hari ke empat yakni sebesar 7.14%, sedangkan untuk stasiun dua berada pada hari ke tujuh yakni sebesar 10.43%. Berdasarkan pengamatan selama tujuh hari berturut-turut, frekuensi kemunculan terlihat cenderung meningkat untuk kedua stasiun. Masyarakat pesisir Lantebung tidak mengetahui nama ikan glodok, namun ikan ini dikenal dengan nama burenceng, mayoritas masyarakat tidak pernah dan tidak berniat untuk mengkonsumsi ikan ini karena menganggap ikan ini beracun meski merupakan bahan obat.