Isolasi bakteri kandidat probiotik Bacillus sp dan aplikasinya pada larva udang windu (Penaeus monodon Fab.)

  • Muhammad Amir Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
Keywords: bakteri kandidat probiotik, Vibrio harveyi, udang windu

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi bakteri kandidat probiotik Bacillus sp yang efektif menghambat perkembangan bakteri V. harveyi, perkembangan dan sintasan larva udang windu. Penelitian terdiri atas 3 tahap, tahap pertama adalah isolasi kateri, tahap kedua karakterisasi bakteri probiotik dan tahap ketiga adalah aplikasi bakteri probiotik pada larva udang fase nauplius-PL2.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), uji daya hambat dilakukan pengukuran luas zona hambat bakteri probiotik secara in vivo, uji patogenitas bakteri dilakukan dengan uji in vivo tiga jenis bakteri probiotik terhadap larva udang, dan uji efektivitas bakteri dilakukan secara in vivo dari tiga jenis bakteri probiotik.  Tiga jenis bakteri untuk uji in vivo terdiri atas isolat ,  dan , ditambah kontrol.  Data dianalisis secara statistik, perlakuan yang menunjukkan pengaruh signifikan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Parameter yang diamati adalah daya hambat bakteri kandidat probiotik terhadap V. harveyi, pathogenisitas bakteri kandidat probiotik terhadap post larva ( ), perkembangan dan sintasan larva udang windu.  Hasil penelitian diperoleh  37 isolat, 6 diantaranya potensial menghambat perkembangan V. harveyi atau sekitar 16% dari total isolat. Uji pathogenisitas isolat  ,  dan , terhadap post larva udang windu menunjukkan tiga jenis isolat kandidat  probiotik uji tidak patogen terhadap hewan uji. Uji efektifitas isolat  konsentrasi berbeda pada media pemeliharaan larva tidak berpengaruh signifikan terhadap perkembangan larva udang windu dibanding dengan kontrol, tetapi berpengaruh  pada sintasan larva udang windu (p<0,05). Isolat    dengan konsentrasi cfu/ml efektif sebagai kandidat probiotik dan dapat meningkatkan sintasan larva udang windu 58,83%.

Author Biography

Muhammad Amir, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Program Studi Teknologi Budidaya Perikanan

References

Ayuzar E. (2008). Mekanisme Penghambatan Bakteri Probiotik Terhadap Vibrio harveyi pada Larva Udang Windu (Penaeus monodon). Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor. 50p.
Effendi R. (2003). Telaah Kualitas Air Untuk Pengelolaan Sumberdaya Dan Lingkungan Perairan. Yokyakarta: Kanisius.
Holt JG, Krieg NR, Sneath PHA, Staley JT, Williams ST. (1986), Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology Vol.2. Williams & Wilkins, Baltimore.pp.1104-1137.
Isnansetyo A, Istiqomah I, Muhtadi, Sinansari S, Hernawan RK, Triyanto, Widada J. A. (2009). Potential bacterial biocontrol agent, strain S2V2 against pathogenic marine Vibrio in aquaculture. World J Microbiol Biotechnol.; 25: 1103-13.
Izzati, M. (2007) Skreening Potensi Antibakteri pada Beberapa Spesies Rumput Laut terhadap Bakteri Patogen pada Udang Windu. BIOMA, 9 (2). pp. 62-67. ISSN 1410-8801
Muliani, A. Suwanto, dan Y. Hala. (2002). Isolasi dan karakterisasi bakteri asal Sulawesi untuk biokontrol penyakit Vibriosis pada larva udang windu (Penaeus monodon). Hayati, 10:6-11.
Sharma S. R. K, K. M. Shankar, M. L. Sathyanarayana, Raj Reddy Patil, H. D. Narayana Swamy and Suguna Rao (2010). Development of biofilm of Vibrio alginolyticus for oral immunostimulation of shrimp. Aquaculture International, vol. 19. Number 3, 423-430.
Silas, E G and Muthu, M S and Pillai, N N and George, K V. (1979). Larval development-Penaeus monodon Fabricius. CMFRI Bulletin, 28 . pp.2-11.
Verschuere L, Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W. (2000). Probiotic bacteria as biological control agents in aquaculture. Microbial Mol Biol Rev 65:655-671.
Widanarni, Suwanto A, Sukenda, Lay BW. (2003). Potency of Vibrio isolates for biocontrol of vibriosis in tiger shrimp (Penaeus monodon) larvae. Biotropia 20: 11-23.
Published
2022-08-27
How to Cite
Amir, M. (2022). Isolasi bakteri kandidat probiotik Bacillus sp dan aplikasinya pada larva udang windu (Penaeus monodon Fab.). Agrokompleks, 22(2), 32-39. https://doi.org/10.51978/japp.v22i2.457