https://ppnp.e-journal.id/lutjanus_PPNP/issue/feedLutjanus2025-01-23T14:50:35+00:00Muh. Alias L Rajamuddinlutjanus@polipangkep.ac.idOpen Journal Systems<p>Jurnal Lutjanus merupakan jurnal yang pertama kali di terbitkan oleh Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan. Ruang lingkup artikel yang dimuat pada jurnal ini meliputi bidang Teknologi Perikanan dan Kelautan.</p>https://ppnp.e-journal.id/lutjanus_PPNP/article/view/903Bioekologi Ekosistem Perairan di Pulau Pasir Putih Polewali Mandar2025-01-23T14:50:34+00:00Muh Ismanmuhisman6614@gmail.comSri Wulandariririsriwulandari@itbm.ac.idNursyahran Nursyahrannursyahran00@gmail.comMuhamma Imran Lapongmuhisman6614@gmail.comFathuddin Fathuddinmuhisman6614@gmail.comLizha Dwi Mulya Putrimuhisman6614@gmail.com<p>Wilayah pesisir dan laut merupakan kawasan yang menyediakan sumber daya alam bagi kehidupan manusia. Semakin tingginya kebutuhan manusia tahun ke tahun menyebabkan beberapa wilayah telah mengalami penurunan kualitas sumber daya alam akibat eksploitasi yang berlebihan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2023 pada Pulau Karamassang di Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Pengambilan data padang lamun dengan estimasi penutupan lamun dilakukan dengan cara membentangkan transek garis sepanjang 100 m dan menempatkan kuadran 0,5 x 0,5 m<sup>2</sup> dengan kisi-kisi pada interval jarak 20 meter. Transek ini dilakukan pada lokasi yang memiliki ekosistem padang lamun dan pengambilan data ekosistem terumbu karang dilakukan dengan menggunakan metode RRA (<em>Rapid Reef Assessment</em>). Pengambilan data kualitas air meliputi suhu, salinitas dan pH (derajat keasaman). Secara umum kondisi tutupan ekosistem lamun masuk kategori baik/sehat, jenis lamun yang ditemukan pada lokasi penelitian yaitu, <em>Enhalus acoroides</em>, <em>Cymodocea serrulata</em>, <em>Thalassia hemprichii</em>. Secara umum kondisi tutupan ekosistem terumbu karang masuk kategori rusak sedang dengan kondisi DCA (<em>death coral algae</em>) dan tidak ditemukan mangrove pada lokasi penelitian.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ppnp.e-journal.id/lutjanus_PPNP/article/view/907Ulasan Ilmiah Proses Fermentasi Peda: Definisi, Langkah Pengolahan, Peran Garam, serta Mikroorganisme yang Berperan2025-01-23T14:50:34+00:00Luthfiah Al Afifahluthfiahalafifah12@gmail.comJunianto Juniantoluthfiahalafifah12@gmail.com<p>Fermentasi adalah teknik pengolahan makanan yang telah lama digunakan dan dianggap sebagai metode ekonomis untuk memperpanjang masa simpan serta meningkatkan kualitas produk. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan yang meneliti ikan peda, produk olahan perikanan yang dibuat dari ikan segar melalui proses fermentasi dengan penambahan garam. Garam berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri pembusuk dan juga bertindak sebagai pengawet. Ikan kembung (<em>Scomber</em> sp.) adalah jenis ikan yang paling sering digunakan dalam proses ini. Beberapa jenis bakteri asam laktat (BAL) yang terisolasi dari ikan peda termasuk <em>L. plantarum</em>, <em>L. curvatus</em>, <em>L. murinus</em>, dan <em>S. thermophilus</em>. Penelitian ini memberikan wawasan tentang metode fermentasi dan peran penting garam dalam pengolahan ikan peda. Penelitian ini memberikan wawasan tentang metode fermentasi peda, bakteri yang berperan dalam prose fermentasi, dan peran penting garam dalam pengolahan ikan peda.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ppnp.e-journal.id/lutjanus_PPNP/article/view/909Pembuatan Garam Konsumsi dengan Teknik Endap-Masak: Karakterisasi Organoleptik dan Kandungan Kimia2025-01-23T14:50:34+00:00Muhammad Rezha Primayadiikbalsyukroni@polipangkep.ac.idAgussalim Mattiagussalimmatti@polipangkep.ac.idIkbal Syukroniikbalsyukroni@polipangkep.ac.idArham Rusliarhamrusli@polipangkep.co.idMursida Mursidaikbalsyukroni@polipangkep.ac.id<p>Garam yang di produksi dari air laut merupakan salah satu bahan penting dalam produksi makanan baik sebagai penambah cita rasa maupun sebagai bahan pengawet, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kandungan kimia garam yang dihasilkan dari waktu pengendapan yang terbaik berdasarkan sifat organoleptik Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi ilmiah tentang produksi garam laut dengan cara teknik endap-masak. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap, dengan variabel penelitian meliputi waktu penyimpanan air laut sebagai bahan baku garam. Variabel waktu penyimpanan air laut terdiri dari empat yaitu: 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 9 hari. Masing – masing variabel atau perlakuan penelitian diulang sebanyak dua kali sehingga diperoleh 8 unit percobaan Parameter pengujian pada penelitian pendahuluan ini yaitu Uji sensori skala hedonik. Hasil penelitian menunjukkan garam yang penerimaan panelis terbaik selanjutnya diuji NaCl, Kadar Air dan Kadar Iodium. Secara organoleptik garam yang diendapkan selama 7 hari memiliki nilai terbaik berdasarkan warna rasa, bau, ukuran. Setelah dilakukan pengujian kimia dan dibandingkan dengan standar SNI Garam Konsumsi, garam yang dibuat dengan Teknik endap masak, kadar NaCl telah memenuhi standar namun parameter kadar air dan iodium belum sesuai dengan standar minimum sebagai garam konsumsi.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ppnp.e-journal.id/lutjanus_PPNP/article/view/913Pengaruh Jenis Ikan Terhadap Uji Hedonik, Kadar Protein, dan Lemak Bakso2025-01-23T14:50:35+00:00Ayu Kalistaayukalista@polsri.ac.idYunita Cucikodanaayukalista@polsri.ac.idEndang Verawatiayukalista@polsri.ac.idSulastriani Sulastrianiayukalista@polsri.ac.idDewi Sartika Saragihayukalista@polsri.ac.id<p>Penelitian ini bertujuaan untuk mempelajari pengaruh penggunaan beberapa jenis ikan pada pengolahan bakso terhadap tingkat uji deskripsi panelis dan kandungan gizi pada bakso ikan terpilih. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2024 sampai dengan bulan Oktober 2024. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah uji hedonik yang terdiri dari (tekstur, warna, aroma dan rasa), nilai kimia (kadar protein dan lemak). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis ikan yang berbeda memberi pengaruh sangat nyata terhadap organoleptik (uji hedonik tekstur, warna, aroma dan rasa). Berdasarkan parameter yang diuji pada 4 bakso yang terbuat dari ikan yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa bakso terbaik menggunakan ikan nila. Pengujian hedonik didapatkan nilai tertinggi yang meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa pada bakso ikan nila. Bakso ikan nila memiliki kategori warna yang lebih cerah dengan kategori yaitu putih 4,50, beraroma khas ikan dengan kategori 4.25 serta tekstur dengan kategori kenyal 4,25 dengan kandungan protein 11,36% dan lemak 0,46%.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ppnp.e-journal.id/lutjanus_PPNP/article/view/917Pengaruh Lama Penyinaran Terhadap Pelepasan dan Penempelan Spora Rumput Laut Gracilaria sp.2025-01-23T14:50:35+00:00Muhammad Hirijalrijalmuh36@gmail.comKhusnul Khatimahaldymulyadin@polipangkep.ac.idSri Wahidahaldymulyadin@polipangkep.ac.idAldy Mulyadinaldymulyadin@polipangkep.ac.id<p>Penyinaran berperan penting dalam pertumbuhan dan reproduksi rumput laut <em>Gracilaria</em> sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyinaran terhadap pelepasan dan penempelan spora <em>Gracilaria</em> sp. Penelitian dilaksanakan pada bulan februari 2024 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Perikanan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu 12 Jam terang dan 12 Jam gelap (kontrol), 16 Jam terang dan 8 Jam gelap (A) dan 8 Jam terang dan 16 Jam gelap (B). Hasil penelitian menunjukkan lama penyinaran terhadap pelepasan dan penempelan yang diamati selama 6 hari diperoleh data spora berfluktuatif tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan (P>0,05). Nilai rata-rata spora terlepas tertinggi pada perlakuan dengan lama penyinaran 8 jam terang dan 16 jam gelap (B) di hari ke-5 sebanyak 560.00±295.97 spora/Cystocarp. Sedangkan pada penempelan spora tertinggi diperoleh pada perlakuan B pada hari ketiga sebanyak 6783.75±8688.05 spora/Cystocarp.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##