Agrokompleks https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks <p>Agrokompleks merupakan jurnal ilmiah kedua yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan. Ruang lingkup artikel yang dimuat pada jurnal ini meliputi bidang pertanian secara umum meliputi; teknologi pertanian, teknologi perikanan, teknologi peternakan, dan agribisnis.&nbsp;Jurnal ini terbit&nbsp; dua kali dalam setahun yaitu setiap bulan Januari dan Juli</p> Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan en-US Agrokompleks 1412-811X Pengaruh penambahan jenis dan konsentrasi hidrokoloid terhadap sifat fisik dan kualitas pemasakan mie kering bebas gluten https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/763 <p><em>Noodles are a food product that is often consumed by Indonesian people. The main ingredient in making noodles is flour which contains gluten which is one of the causes of celiac disease. Therefore, gluten-free noodles are made from local flour, namely sago starch, yellow sweet potato flour and green beans. The addition of hydrocolloids is done to resemble the characteristics of noodles in general. The aim of the research was to determine the effect of adding guar gum and xanthan gum on the physical properties and cooking quality of dry gluten-free noodles. This research was carried out experimentally with qualitative and quantitative approaches using a Completely Randomized Factorial Design.&nbsp; The results of research on the molding ability of noodles in general are that the dough is not yet perfectly formed, but it can be molded, even though the noodles are still broken. The visual appearance of dry gluten-free noodles is brownish yellow. The concentration of xanthan gum and guar gum has a significant effect (α≤0.05) on the moisture produced. The concentration of xanthan gum and guar gum has a significant effect (α≤0.05) on the resulting cooking time and the type of hydrocolloid xanthan gum and guar gum has a significant effect (α≤0.05) on the resulting water absorption capacity, cooking loss and cooking time.</em></p> Nurmiati Nurmiati Andi Patimang Nirwana Nirwana ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-25 2025-01-25 25 1 1 9 10.51978/japp.v25i1.763 Pengukuran keparahan gejala penyakit kuning dan kandungan nitrogen tanaman cabai terinfeksi virus gemini berbasis spektral biosensor https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/832 <p style="text-align: justify; margin: 0cm 12.05pt 12.0pt 0cm;"><span style="font-size: 10.0pt; font-family: 'Arial',sans-serif; color: black;">Virus gemini penyebab penyakit keriting daun kuning pada tanaman cabai dikenal dengan <em>Pepper yellow leaf curl virus. </em>Infeksi virus mengakibatkan kerusakan morfologi seperti, malformasi daun, daun kecil, leaf cupping, dan tanaman kerdil. Bukan hanya gangguan morfologi tetapi juga gangguan fisiologi seperti kandungan nitrogen dan klorofil daun tanaman cabai. Seiring dengan perkembangan teknologi digital maka penilaian keparahan gejala, pengukuran kandungan klorofil dan nitrogen dan luas daun terinfeksi virus gemini dapat dilakukan dengan teknik spektral biosensor. Metode ini merekam reflektansi cahaya merah, hijau, dan biru (<em>Red, Green, Blue</em>/RGB) dari objek tanaman cabai. Tujuan penelitian adalah mengukur kandungan nitrogen dan klorofil tanaman cabai terinfeksi virus gemini dan luas daun terinfeksi virus gemini. Metode yang digunakan untuk mengukur reflektansi RGB adalah spektral biosensir dengan menggunakan <em>software ImageJ </em>processing. Pengambilan sampel tanaman cabai terinfeksi virus gemini ditentukan secara acak berdasarkan gejala pada pertanaman cabai di pulau Muna dan Buton. Variabel yang digunakan adalah gejala dan keparahan gejala virus gemini, kandungan nitrogen dan klorofil tanaman cabai terinfeksi virus gemini, luas daun terinfeksi virus gemini. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menggunakan metode citra digital <em>software ImageJ </em>menunjukkan bahwa gejala bervariasi berpengaruh pada keparahan gejala tertinggi Lakanaha sebesar 95,56%, dan rendah Suka Damai sebesar 33,33%. Kandungan nitrogen meningkat Suka Damai sebesar 49,90 dan rendah Lambiku 10,42, Kandungan klorofil tertinggi Pentiro sebesar 24,21 dan rendah Lakanaha sebesar 1,12. Luas daun tertinggi Pentiro sebesar 4,727 cm<sup>2</sup>, dan rendah Labukolo 1,243 cm<sup>2</sup>.</span></p> Sukma Ayu Muhammad Taufik Rahayu M Asmar Hasan Catur Joko Widodo Muhammad Botek Lita Oktafiana Huttni ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-25 2025-01-25 25 1 10 21 10.51978/japp.v25i1.832 Manajemen pakan dan kualitas air pada pemeliharaan larva ikan kerapu cantang (Epinephelus fuscoguttatus >< Epinephelus lanceolatus) https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/822 <p>Ikan kerapu cantang merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan di Indonesia. Keberlanjutan budidaya ikan kerapu cantang perlu ditunjang dengan ketersediaan benih berkualitas. Upaya untuk menghasilkan benih ikan kerapu cantang dapat dilakukan dengan pemeliharaan larva dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknis pengelolaan pakan dan media air pada pemeliharaan larva ikan kerapu cantang. Jenis pakan yang digunakan berupa pakan alami dan pakan buatan dengan dosis yang disesuaikan dengan umur larva. Jenis pakan alami yang diberikan pada larva ikan kerapu cantang yaitu <em>Nannochloropsis oculata</em>, <em>Rotifer</em>, dan <em>Artemia </em>sp. Kisaran parameter kualitas air yaitu suhu 30,5-31<sup> o</sup>C, pH 7,8-8,2, salinitas 33-34 ppt, serta DO 3,51-4,27 ppm masih optimal untuk pemeliharaan larva ikan kerapu cantang. Pengelolaan pakan dan kualitas air pemeliharaan larva dapat mendukung perkembangan larva ikan kerapu cantang dengan nilai <em>Hatching Rate</em> (HR) 48%-72% dan <em>Survival Rate</em> (SR) 16%-18%.</p> Anik Kusmiatun Ahmad Zulfa Fahriza Hendra Kurniawan ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-26 2025-01-26 25 1 22 31 10.51978/japp.v25i1.822 Prevalensi penyakit pada karang di kawasan transplantasi coral tree nursery, Pulau Barrang Lompo https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/916 <p>Upaya pelestarian karang perlu dilakukan secara berkelanjutan termasuk dalam penyediaan bibit karang menggunakan berbagai metode salah satunya <em>coral tree nursery </em>(CTN). Untuk memperoleh bibit karang berkualitas maka perlu dilakukan pemantauan utamanya terhadap prevalensi penyakit serta gangguan yang berpotensi timbul. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gangguan hama dan jenis penyakit yang terdapat pada fragmen karang di media <em>coral tree nursery</em>. Metode penelitian menggunakan eksperimen lapangan dengan menempatkan 3 modul <em>coral tree nursery</em> yang dipasangi fragmen di Pulau Barrang Lompo, Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, Kota Makassar. Pengamatan menggunakan kamera <em>macro-underwater camera</em> selama 1 bulan dan disertai pengukuran parameter oseanografi. Hasil pengamatan kemudian dianalisis secara deskriptif. Data parameter oseanografi menunjukkan kondisi yang sesuai untuk biota karang yaitu pH 8,01, suhu 30<sup>o</sup>C, salinitas 27,67 ppt, arus 0,07 m/s, kecerahan 100%, dan kedalaman 7 m. Spesies karang yang teramati yaitu <em>Acropora cervicornis</em>, <em>Monitipora digitata</em>, <em>Pocilopora demicornis</em>, <em>Porites compressa</em>, dan <em>Echinopora horrida</em>. Gangguan hama yang peneliti identifikasi yaitu alga, sponge, teritip, bekas gigitan ikan, bleaching, kerang, dan cacing kipas (Sabellidae). Jenis penyakit yang peneliti temukan yaitu <em>White Band Disease</em> (WBD) pada karang jenis <em>Acropora cervicornis </em>dengan frekuensi 6 koloni. Keberadaan hama dan penyakit pada fragmen karang yang dibudidayakan perlu memperoleh perhatian sebab secara jangka panjang akan berdampak pada tingkat kelulusan hidup dan pertumbuhan karang.</p> Fathuddin Fathuddin Rahmat Januar Noor Muh Zulkarnain Muhammad Imran Lapong Nursyahran Nursyahran Rony Megawanto Toufik Alanshar ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-26 2025-01-26 25 1 32 41 10.51978/japp.v25i1.916 Analisis produksi dan pendapatan petani padi sawah Desa Tanjung Kesuma Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/795 <p>Padi adalah komoditas pangan pokok dan sumber pendapatan bagi penduduk Indonesia. Upaya peningkatan produksi padi terus dilakukan pemerintah untuk menjaga ketersediaan pangan serta meningkatkan pendapatan petani. Namun permasalahan saat ini produktivitas padi yang rendah akan mempengaruhi pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi dan (2) menganalisis pendapatan usahatani padi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode survei. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Kesuma Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Populasi penelitian ini adalah warga Desa Tanjung Kesuma dengan jumlah sampel 86 responden yang ditentukan secara Simple Random Sampling Method. Alat analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda dan analisis pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan variabel luas lahan dan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap produksi padi, sedangkan benih dan pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Pendapatan rata-rata usahatani padi atas biaya total per musim tanam rata rata sebesar Rp 9.198.563 dengan R/C sebesar 2,4 yang artinya usahatani padi telah menguntungkan.</p> Rizki Rivansyah Eny Ivan’s Novia Ambar Sari ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-26 2025-01-26 25 1 42 47 10.51978/japp.v25i1.795 Karakteristik fisikokimia dan skirining fitokimia cuka sari daging buah pala Fakfak (Myristica argantea Warb) https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/921 <p>Daging buah pala Fakfak merupakan bagian dari buah pala yang memiliki nilai ekonomi rendah karena masih minim pemanfaatan. Kandungan karbohidrat, serat, dan antioksidan pada daging buah pala menjadi potensi untuk diolah menjadi cuka sari buah untuk pemanfaatan yang lebih luas. Penelitian ini perlu dilakukan sebagai tahapan awal memperoleh cuka sari daging buah pala Fakfak untuk pemanfaatan daging buah pala yang lebih luas secara umum dan memperoleh manfaat dari cuka sari buah pala Fakfak sebagai minuman fungsional secara khusus. Tujuan penelitin ini untuk mengetahui sifat kimia dan skirining fitokimia pada cuka sari daging buah pala yang dihasilkan. Rancangan percobaan penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu pengecilan ukuran daging buah pala dengan tiga taraf (potong dadu, penghalusan tanpa disaring, penghalusan dengan disaring). Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama fermentasi cuka sari daging buah pala. Tahap kedua adalah analisa sifat fisikokimia dan skirining fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cuka sari daging buah pala yang diperoleh dengan perlakuan potong dadu, penghalusan tanpa disaring dan penghalusan dengan disaring memiliki nilai pH masing 2, total asam masing-masing 0,43%, 0,49%, 0,48%, total padatan terlarut masing-masing 1,8 <sup>o</sup>brix, 3 <sup>o</sup>brix dan 2,05 <sup>o</sup>brix, kadar alkohol masing-masing 3%, 6,9% dan 4,9%. Skrining fitokimia menunjukkan hasil yang positif pada senyawa alkaloid, tanin dan polifenol, sedangkan pada senyawa flavonoid, saponin dan steroid menunjukkan hasil yang negatif.</p> Nurmiati Nurmiati Andi Fitra Suloi ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-26 2025-01-26 25 1 48 59 10.51978/japp.v25i1.921 Pengaruh ekstrak n-heksan daun pepaya (Carica papaya) terhadap aktivitas biologis ulat grayak jagung (Spodoptera frugiperda J. E. Smith) https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/794 <p>Insektisida sintetik cukup efektif dalam mengendalikan larva <em>Spodoptera frugiperda</em>, akan tetapi terdapat berbagai dampak negatif bagi lingkungan, manusia, dan terjadinya resistensi OPT. Carica papaya memiliki kandungan metabolit sekunder yang bersifat insektisidal. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial terdiri dari 5 taraf perlakuan di antaranya 0%, 0,05%, 0,1%, 0,2%, 0,4%, dan 0,8% ekstrak daun pepaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak n-heksan daun <em>C. papaya</em> di antaranya alkaloid, steroid, dan terpenoid. Ekstak n-heksan daun papaya berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva secara kumulatif pada 23 hari setelah aplikasi (HSA), mortalitas yang disebabkan oleh pemberian ekstrak n-heksan daun <em>C. papaya</em> masih kurang efektif yaitu masih di bawah0%. Pada perkembangan instar II-VI menunjukan perlakuan 0,8% lebih lambat 8,93 hari dibandingkan dengan perlakuan kontrol.</p> <p>&nbsp;</p> Imam Muhamad Alam Silahudin R. Arif Malik Ramadhan Lilian Rizkie ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-26 2025-01-26 25 1 60 68 10.51978/japp.v25i1.794 Pengaruh penambahan effective microorganism 4 (EM4) dengan level yang berbeda terhadap kandungan nutrient gosse (Ceratophyllum Sp https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/912 <p>Penggunaan limbah perikanan sebagai bahan pakan alternatif telah dianggap sebagai solusi yang efektif dalam menghadapi masalah ketersediaan bahan baku pakan. Salah satu limbah yang memiliki potensi untuk diolah menjadi pakan ternak adalah Gosse. Namun, terdapat hambatan dalam penggunaan Gosse sebagai pakan Itik karena kandungan nutrisinya belum optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi Itik, sehingga dilakukan fermentasi pakan untuk mengatasi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perubahan kualitas nutrisi Gosse setelah ditambahkan dengan EM4. Penelitian ini berlangsung di Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan, dengan analisis proksimat meliputi kadar air, kadar abu, protein kasar, serat kasar, dan lemak kasar yang dilakukan di laboratorium kampus tersebut. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Adapun perlakuan yang diterapkan adalah: P0 (Gosse tanpa penambahan EM4), P1 (penambahan EM4 sebanyak 5%), P2 (penambahan EM4 sebanyak 10%), dan P3 (penambahan EM4 sebanyak 15%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas nutrisi terbaik untuk kadar air dan kadar lemak kasar ditemukan pada perlakuan P0 (tanpa EM4), sedangkan kadar abu terbaik diperoleh pada perlakuan P2 (penambahan EM4 10%). Untuk protein kasar dan lemak kasar, hasil optimal tercapai pada perlakuan P3 (penambahan EM4 15%), yang masih memerlukan uji lebih lanjut pada level yang lebih tinggi.</p> Muhammad Fadly Fitriana Aksan Harifuddin Harifuddin Windawati Alwi Sultan Mubarak ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-26 2025-01-26 25 1 69 75 10.51978/japp.v25i1.912 Pemetaan indeks pertanaman lahan sawah menggunakan citra satelit landsat 8 di Kabupaten Tanah Datar (studi kasus: Kecamatan Sungai Tarab) https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/780 <p>Peningkatan produksi beras nasional memerlukan beberapa strategi antara lain perluasan areal tanam dengan mencetak sawah baru, peningkatan produktivitas lahan, dan perluasan areal panen melalui peningkatan indeks pertanaman (IP). Wilayah Kabupaten Tanah Datar menghasilkan padi sawah dengan produksi yang berbeda tiap kecamatan. Perbedaan hasil produksi padi ini terjadi dikarenakan perbedaan luas panen yang dipengarahui oleh indeks pertanaman padi. Salah satu cara untuk identifikasi IP padi yaitu dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh melalui indeks vegetasi untuk melihat fase pertumbuhan padi pada citra satelit Landsat 8. Perhitungan indeks vegetasi yang andal dalam menentukan fase pertumbuhan padi adalah<em> Enhanced Vegetation Index</em> (EVI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks pertanaman lahan sawah di Kecamatan Sungai Tarab. Penelitian ini memanfaatkan citra satelit Landsat 8 pada tahun 2021 dan 2022. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif melalui interpretasi citra satelit Landsat 8 yang direkam pada tahun 2021 dan 2022 dan data survei lapangan. Penelitian ini menghasilkan hasil fase pertumbuhan padi di tahun 2021 dan 2022, peta sebaran indeks pertanaman tahun 2021 dan 2022, dan beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan indeks pertanaman.&nbsp; Berdasarkan sebaran indeks pertanaman tahun 2022 meningkat dibandingkan 2022, yaitu terdapat tiga kelas indeks pertanaman IP 100, IP 200, dan IP 300. Sedangkan jaringan irigasi merupakan faktor utama dalam mempengaruhi IP padi di Kecamatan Sungai Tarab.</p> Nadhifa Azzahra Abubakar Karim Yulia Dewi Fazlina ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-28 2025-01-28 25 1 76 83 10.51978/japp.v25i1.780 Perubahan daya serap air tepung okara termodifikasi serta pengaruhnya pada tekstur dan sensoris nugget ayam https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/900 <p>Okara atau ampas kedelai merupakan hasil produk sampingan dari olahan kedelai yang memiliki kandungan gizi protein dan serat pangan yang tinggi. Proses modifikasi secara fisik dan kimia sangat dibutuhkan tepung okara untuk memperbaiki kemampuan daya serap air menjadi lebih baik sehingga dapat diaplikasikan pada produk nugget ayam. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh jenis modifikasi terhadap kemampuan daya serap air tepung okara yang dihasilkan dan untuk mengetahui pengaruh jenis modifikasi dan persentase substitusi tepung okara termodifikasi terhadap tekstur dan sifat sensoris nugget ayam yang dihasilkan. Prosedur penelitian dimulai dari pembuatan tepung okara yang diberi perlakuan jenis modifikasi (<em>autoclaving-cooling</em>, hidrolisis asam, kombinasi hidrolisis asam dan autoclaving-cooling), kemudian tepung okara termodifikasi diaplikasikan pada nugget ayam dengan persentase substitusi tepung sebanyak 5% dan 10%. Hasil analisis tepung menunjukkan bahwa ketiga jenis modifikasi tepung okara dapat mengubah kemampuan daya serap air menjadi menurun dibandingkan kontrol. Hasil analisis nugget ayam menunjukkan bahwa ketiga jenis modifikasi dan persentase substitusi tepung okara berpengaruh nyata terhadap nilai tekstur <em>hardness</em>, <em>cohesiveness</em>, <em>gumminess</em>, akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai <em>springiness</em> dan sifat sensoris produk.</p> Isyqi Aulia Rohmah Iffah Muflihati ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-28 2025-01-28 25 1 84 95 10.51978/japp.v25i1.900 Efektifitas pemberian rotifer (Brachionus plicatilis) yang diperkaya dengan ekstrak kulit nanas (Ananas comosus L. Merr) terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan bandeng (Chanos chanos Forsskal) https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/914 <p>Permasalahan pada kegiatan budidaya bandeng adalah ketersediaan benih yang disebabkan tingginya mortalitas dan kondisi fisik larva yang lemah. Fase kritis benih ikan bandeng terjadi pada masa adaptasi larva untuk menyesuaikan organ cernanya terhadap pakan yang diterimanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberia rotifer (<em><u>B. pliccatilis</u></em>) yang diperkaya ekstrak kulit nanas terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan bandeng (<em>C. chanos</em>). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2024 di PT. Esaputlii Prakarsa Utama. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan yaitu pemberian eksrak kulit nanas dengan dosis 0,1 ml/l, 0,2 ml/l, 0,3 ml/l dan tanpa ekstrak (kontrol) dengan 4 kali ulangan. Kepadatan larva ikan pada penelitian ini yaitu 4 ekor/l. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian rotifer (<em>B. plicatilis</em>) yang diperkaya ekstrak kulit nanas terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan bandeng (<em>C. chanos</em>). Berdasarkan hasil uji anova menunjukkan kelulushidupan dan pertumbuhan ikan bandeng yang diberi ekstrak kulit nanas berbeda signifikan (P&lt;0,05) dengan perlakuan tanpa pemberian ekstrak kulit nanas. Hasil rata-rata kelulushidupan tertinggi diperoleh pada perlakuan C (dosis 0.3 ml/l) sebesar 54.5±3.42%, dan terendah diperoleh pada perlakuan kontrol sebesar 38.25±1.25. Pertumbuhan berat seperti berat mutlak, berat harian, dan laju pertumbuhan spesifik tertinggi diperoleh pada perlakuan C dengan nilai rata-rata masing-masing 1.52±0.17, 0.05±0.01, dan 22.10±0.38. Pertumbuhan panjang seperti panjang mutlak, panjang harian, dan panjang spesifik tertinggi diperoleh pada perlakuan C dengan nilai rata-rata masing-masing 20.47±0.17, 0.68±0.01, dan 5.42±0.02.</p> Hadi Fajar Bustamin Bustamin Aldy Mulyadin ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-28 2025-01-28 25 1 96 107 10.51978/japp.v25i1.914 Analisis penerapan teknologi pertanian dalam sistem budidaya tanaman pangan untuk peningkatan produksi dan pendapatan usahatani di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/920 <p>Pengembangan tanaman pangan di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di wilayah Kabupaten Pangkep masih perlu ditingkatkan untuk memperkuat ketahanan pangannya dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dengan optimal agar status ketahanan pangan saat ini dapat ditingkatkan dari kategori tahan menjadi sangat tahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sumber daya petani serta menganalisis penerapan penggunaan teknologi (pola tanam, luas lahan, mekanisasi, penggunaan pupuk dan pestisida) dalam sistem budidaya tanaman pangan yang dapat mendorong peningkatan produksi serta pendapatan usahatani masyarakat di Kabupaten Pangkep. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kanaungan dan Desa Bara Batu Kecamatan Labbakkang Kabupaten Pangkajene Kepulauan, pada Agustus hingga Desember 2024. Lokasi penelitian dipilih secara <em>purposive</em> sebagai wilayah usaha tani komoditas tanaman pangan. Metode pengumpulan data adalah observasi dan wawacara untuk memperoleh data primer responden menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner) yang ditabulasi dan diuraikan secara deskriptif. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (X) meliputi faktor produksi (luas lahan) dan penerapan beberapa teknologi budidaya, terhadap produksi usaha tani tanaman pangan sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan masyarakat dengan usia produktif mendominasi pelaku usaha tani (91.67%) tanaman pangan di Kabupaten Pangkep dengan latar belakang pendidikan dasar hingga menengah menjadi faktor pembatas penerapan inovasi teknologi budidaya. Hasil analisis regresi menunjukkan faktor luas lahan secara tunggal maupun bersama beberapa variabel penerapan teknologi secara simultan berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi. Nilai koefisien regresi memperlihatkan setiap penambahan nilai variabel luas lahan, penggunaan alsintan dan pupuk menaikkan produksi usahatani tanaman pangan. Produksi 5 ton per musim tanam yang dicapai masyarakat&nbsp; masih diharapkan dapat ditingkatkan lagi.</p> Zahraeni Kumalawati Alima Bachtiar Abdullahi Ahmad Wadi Sriwati Malle Asrianti Sani Fitriana Akshan Khaeriyah Nur Anita Anita Muh Yazir Alfarisy Nursaba Nursaba Rani Rani ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-30 2025-01-30 25 1 108 120 10.51978/japp.v25i1.920 Perbandingan fekunditas dan produksi naupli induk udang windu (Penaeus monodon) yang diberi pakan hati sapi dan cacing laut https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/893 <p>Peningkatan produksi udang windu (<em>Penaeus monodon</em>) perlu diimbangi dengan ketersediaan benih berkualitas tinggi yang berasal dari induk&nbsp; yang memperoleh pakan dengan kandungan gizi baik dan seimbang. Kendala terbatasnya jumlah cacing laut sebagai pakan alami yang masih bergantung pada populasi di alam dan harganya relatif mahal. Oleh karena itu diperlukan alternatif bahan pakan lain yang berfungsi sebagai pakan substitusi cacing laut. Studi ini mengkaji potensi hati sapi sebagai substitusi cacing laut pada pakan induk udang windu untuk meningkatkan fekunditas dan produksi naupli. Metode yang dilakukan untuk menguji adalah pemberian potongan hati sapi dan cacing laut sebagai pakan induk pada pagi hari dengan dosis 6,25% biomassa induk. Frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 4 kali sehari, yaitu pada pukul 07.00, 11.00, 14.00 dan 18.30, dengan dosis 25% dari biomassa induk udang per hari selama 14 hari masa produksi di Instalasi Pembenihan Udang Barru. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa induk yang diberi pakan hati sapi memperlihatkan hasil yang lebih baik, yaitu menghasilkan fekunditas rata-rata 370.238 butir/ekor induk dan produksi naupli rata-rata 178.550 naupli/ekor induk. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi pakan cacing laut, yaitu fekunditas rata-rata 296.253 butir/ekor induk dan produksi naupli rata-rata 140.039 naupli/ekor induk.&nbsp; Hati sapi merupakan sumber vitamin A yang dapat meningkatkan kinerja reproduksi induk udang, diukur dari fekunditas dan produksi naupli. Hasil kajian ini menjadi informasi bagi unit-unit pembenihan udang untuk menggunakan hati sapi sebagai substitusi cacing laut pada pakan induk karena tinggi nutrisi dan harga relatif murah dalam rangka meningkatkan produksi benih udang windu.</p> Masdah Masdah Nur Oktaviani Rahmat Hidayat Nur Rahmawaty Arma ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-30 2025-01-30 25 1 121 131 10.51978/japp.v25i1.893 Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada pemberian Thalassiosira sp. yang diperkaya omega-3 dari minyak cumi https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/791 <p>stadia zoea dan mysis. Stadia zoea memiliki kelangsungan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan stadia yang lain, bahkan kematian pada stadia zoea dapat mencapai 90 % sebelum berkembang menjadi mysis. Upaya untuk meningkatkan kelangsungan hidup udang dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas nutrien pakan, salah satunya dengan pemberian <em>Thalassiosira </em>sp. yang diperkaya Omega-3 dari minyak cumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh <em>Thalassiosira </em>sp. yang diperkaya Omega-3 dari minyak cumi terhadap pertumbuhan&nbsp; dan kelangsungan hidup larva udang vaname (<em>Litopenaeus vannamei)</em>. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu perlakuan A : Pengkayaan <em>Thalassiosira </em>sp. dengan minyak cumi 0.05 ml/L, B : Pengkayaan <em>Thalassiosira </em>sp. dengan minyak cumi 0.07 ml/L,&nbsp; C : Pengkayaan <em>Thalassiosira </em>sp. dengan minyak cumi 0.1 ml/L, dan D : Kontrol (tanpa pengkayaan). Larva udang vaname yang digunakan stadia zoea dipelihara sampai stadia mysis dengan mengamati pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Hasil penelitian ini penunjukkan bahwa, pemberian pakan <em>Thalassiosira </em>sp. yang diperkaya dengan omega 3 dari minyak cumi pada dosis 0.1 ml/liter (perlakuan C) berpengaruh lebih baik dengan pertumbuhan&nbsp; panjang 5.1 mm, bobot 1.12 mg&nbsp; untuk kelangsungan hidup 85% dengan kandungan lemak setelah pengkayaan 13,69%.</p> Asryana AS Hartinah Hartinah Ardiansyah Ardiansyah Dahlia Dahlia Muh Alias ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-01-31 2025-01-31 25 1 132 143 10.51978/japp.v25i1.791