Agrokompleks https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks <p>Agrokompleks merupakan jurnal ilmiah kedua yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan. Ruang lingkup artikel yang dimuat pada jurnal ini meliputi bidang pertanian secara umum meliputi; teknologi pertanian, teknologi perikanan, teknologi peternakan, dan agribisnis.&nbsp;Jurnal ini terbit&nbsp; dua kali dalam setahun yaitu setiap bulan Januari dan Juli</p> Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan en-US Agrokompleks 1412-811X Dinamika kelembaban tanah antar tanaman durian (Durio zibethinus) pada sistem irigasi tetes tanah bertekstur ringan https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/635 <p>Kelembaban tanah permukaan memainkan peran kunci dalam siklus hidrologi karena mengontrol fluks air antara tanah, vegetasi, dan atmosfer. Selain itu, pengetahuan tentang kelembaban tanah sangat dibutuhkan dalam banyak studi pertanian dan aplikasi yang berkaitan dengan pengelolaan irigasi. Sistem irigasi tetes merupakan salah satu alternatif teknologi aplikasi irigasi. Penerapan sistem irigasi ini mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air pada lahan kering. Penggunaan air irigasi tetes pada tanaman hanya di sekitar daerah perakaran saja. Tetesan irigasi di daerah perakaran tanaman dapat menekan aktivitas tanaman pengganggu. Kebutuhan air di daerah perakaran berbeda pada setiap tanaman. Komunitas ilmiah telah dengan jelas mengakui pentingnya kelembaban tanah sebagai masukan untuk aplikasi ilmu bumi, mengembangkan pendekatan dan teknik baru untuk pemantauan, pemodelan, dan penggunaan data kelembaban tanah. Pada penelitian ini kebutuhan air irigasi diterapkan pada tanaman durian. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pola kelembaban tanah pada tanaman durian. Kelembaban tanah mempunyai dua pengertian yang berbeda, sebagai kelembaban volumetris (<em>θ</em>) dan kelembaban gravimetris (<em>w</em>). Penentuan besarnya kebutuhan air bagi tanaman secara teliti pada umumnya terbentur pada kesukaran untuk mendapatkan hasil pengukuran yang teliti di lapangan. Kelembaban tanah pada hasil pengukuran berkisar antara 0.228 (cm<sup>3</sup>.cm<sup>-3</sup>) hingga 0.699 (cm<sup>3</sup>.cm<sup>-3</sup>).</p> Sukron Romadhona Josi Ali Arifandi ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-03 2024-02-03 24 1 1 12 10.51978/japp.v24i1.635 Identifikasi spesies mangrove menggunakan perangkat Unmanned Aerical Vehicle (UAV) di Kawasan Konservasi Mangrove Lantebung https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/663 <p>Ekosistem magrove berperan penting menjaga kestabilan ekologi wilayah pesisir. Selain fungsi ekologi, ekosistem mangrove juga berkontribusi terhadap kegiatan ekonomi utamanya bagi masyarakat nelayan. Kawasan Konservasi Mangrove Lantebung merupakan satu-satunya lokasi green belt di pesisir Kota Makassar sehingga pembaharuan informasi terkait kondisi mangrove di kawasan perlu senantiasa dipantau. Keberadaan teknologi <em>Unmanned Aerical Vehicle</em> (UAV) atau lebih dikenal drone memudahkan kegiatan pemantauan kondisi lingkungan suatu kawasan dari udara. Penelitian yang dilakukan bertujuan mengidentifikasi spesies mangrove beserta luasannya masing-masing yang terdapat di Kawasan Konservasi Mangrove Lantebung. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan menggunakan teknologi UAV yang digerakkan secara melintang mengikuti pola bentangan mangrove. Berdasarkan citra UAV diperoleh 2 spesies mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove Lantebung diantaranya Rhizophora sp dan Avicennia sp dengan luasan masing-masing <em>Rhizophora</em> sp (5,156 Ha), <em>Avicennia</em> sp (11,728 Ha) dan total luasan tutupan kanopi mangrove adalah 16, 884 Ha.</p> Musdalifah Musdalifah Fathuddin Fathuddin Hartati Tamti Rahmat Januar Noor Muhammad Rizal ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-03 2024-02-03 24 1 13 20 10.51978/japp.v24i1.663 Analisis kelayakan finansial usaha penggemukan ternak sapi potong pada Kelompok Tani Ternak Lembu Joyo Desa Palon Kecamatan Jepon Kabupaten Blora https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/673 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial dan tingkat sensitivitas terhadap perubahan harga jual ternak sapi potong di Kelompok Tani Ternak Lembu Joyo. Kelompok Tani Ternak Lembu Joyo merupakan kelompok tani ternak yang dibentuk pada tahun 2013 dengan usaha peternakan jenis peranakan dan penggemukan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus penggemukan dengan data penelitian yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan indikator kelayakan finansial meliputi BCR, ROI, Payback Period dan analisis tingkat sensitivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan usaha dalam satu periode penggemukan sebesar Rp 22.323.989. Usaha ternak penggemukan sapi potong layak untuk dikembangkan secara finansial karena nilai BCR 1,09, nilai ROI 7,3% dan nilai Payback period 4,5 tahun. Usaha ternak penggemukan sapi potong ini sensitif terhadap nilai BCR, ROI dan Payback Period pada penurunan harga jual dengan 10% dan 30%. Sedangkan kenaikan harga jual 10% dan 30% mengakibatkan nilai ROI sensitif terhadap perubahan, akan tetapi tidak sensitif terhadap nilai BCR dan PP.</p> Jumiatik Jumiatik Teguh Soedarto Dita Atasa ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-03 2024-02-03 24 1 21 31 10.51978/japp.v24i1.673 Tingkat keramahan lingkungan alat tangkap perre-perre berdasarkan Code of Conduct for Responsible Fisheries https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/689 <p>Alat tangkap perre-perre merupakan alat tangkap modifikasi yang menggunakan perahu sampan, serok dan alat bantu penerangan dengan hasil tangkapan berupa ikan teri (Stolephorus sp.) dan ikan tembang (Sardinella sp.) yang biasa digunakan oleh nelayan Sulawesi Selatan. Food Agriculture Organization merilis Code of Conduct for Responsible Fisheries yang menjadi acuan prosedur penangkapan ikan yang baik dan bertanggung jawab sebagai serangkaian kriteria bagi teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan dan telah disepakati oleh banyak negara. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keramahan lingkungan alat tangkap perre-perre berdasarkan kriteria Code of Conduct for Responsible Fisheries. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. Pengumpulan data dilakukan dengan metode Focus Group Discussion, survei lapangan, wawancara terstruktur dan studi literatur. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif kuantitatif dengan menguraikan data dalam bentuk tabel, gambar dan narasi. Kriteria Code of Conduct for Responsible Fisheries mencakup alat tangkap memiliki selektivitas tinggi; tidak merusak habitat biota lain; aman bagi nelayan; hasil tangkapan bermutu tinggi; tidak berbahaya bagi konsumen; minim terbuang; berdampak rendah terhadap biodiversitas; tidak berbahaya bagi spesies yang dilindungi; dan diterima secara sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap perre-perre tergolong alat tangkap ramah lingkungan dengan nilai bobot 30 yang memenuhi kategori skor 28-36 yang berarti sangat ramah lingkungan.</p> Hasmidar Hasmidar Sri Wulandari Nuraeni L Rapi ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-03 2024-02-03 24 1 32 42 10.51978/japp.v24i1.689 Identifikasi peralatan keselamatan nelayan penangkap dan pengangkut ikan di Pelabuhan Perikanan Untia https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/690 <p>Ketersediaan peralatan keselamatan nelayan penangkap dan pengangkut ikan merupakan salah satu faktor utama dalam menjamin keselamatan nelayan saat melakukan operasi penangkapan ikan. Insiden bisa terjadi kapan saja pada nelayan tanpa diduga. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelengkapan alat keselamatan serta menganalisis tingkat pengetahuan dan keterampilan nelayan yang mendaratkan kapalnya di Pelabuhan Perikanan Untia dalam menggunakan alat keselamatan. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan di Pelabuhan Perikanan Untia Kota Makassar, yakni mulai pada Bulan Agustus hingga Bulan Oktober Tahun 2022. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei lapangan, wawancara terstruktur dan studi literatur. Wawancara terstruktur dilakukan kepada nelayan <em>purse seine</em>, pancing ulur, dan nelayan pengangkut ikan yang ber-<em>gross tonage</em> kapal &lt; 30GT. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menguraikan data dalam bentuk tabel, gambar dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat keselamatan berupa <em>life jacket</em>, radio dan kompas tersedia di setiap kapal responden, namun tidak semua kapal menyiapkan <em>life buoy</em>, APAR, peralatan P3K, <em>echosounder</em>, dan <em>fish finder</em>. Mayoritas kapal nelayan Pelabulan Perikanan Untia juga menyiapkan alat keselamatan konvensional berupa ban dalam, ban luar dan <em>sempang</em>. Selain itu, mayoritas responden mengakui telah mengetahui dan terampil dalam penggunaan dan perawatan alat keselamatan nelayan, meskipun beberapa diantaranya menyatakan berada dalam taraf cukup mengetahui.</p> Sri Wulandari Nuraeni L Rapi Dandi Pratama Putra Nursyahran Nursyahran ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-03 2024-02-03 24 1 43 56 Analisis pendapatan usahatani padi sawah dengan teknologi Jajar Legowo di Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/692 <p>Jajar Legowo merupakan salah satu teknologi budidaya padi sawah dengan cara mengatur jarak tanam. Teknologi jajar legowo dibeberapa daerah sudah diadopsi dan diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas khususnya usahatani padi sawah. Keuntungan sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman. Sistem Jajar Legowo menempatkan semua baris tanaman berada di pinggir barisan sehingga tanaman memperoleh cahaya matahari dan sirkulasi udara lebih baik. Hal itu berpengaruh pada jumlah anakan yang lebih banyak, malai yang lebih bagus dan bulir padi yang lebih banyak sehingga produktivitas meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya pendapatan usahatani padi sawah dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani dengan teknologi jajar legowo. Penelitian dilaksanakan di Desa Rantau Fajar, Kecamatan Raman Utara pada bulan Februari hingga Maret 2023. Penelitian menggunakan data primer dan sekunder dengan melibatkan 40 petani sebagai responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan analisis pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pendapatan usahatani padi sawah sebesar Rp 11.804.366 per hektar. Hasil analisis kelayakan usaha ditunjukkan dengan nilai R/C ratio yang lebih besar dari 1 yaitu 2,61. Artinya, usahatani dengan jajar legowo di lokasi penelitian layak untuk diteruskan. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani padi sawah adalah biaya benih, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, produksi dan harga jual gabah.</p> Siti Muyasaroh Eny Ivan's Wintari Mandala ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-03 2024-02-03 24 1 57 66 10.51978/japp.v24i1.692 Aplikasi berbagai jenis bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/708 <p>Pengunaan bahan organik memiliki peranan penting untuk memperbaiki sifat fisik, biologi, maupun kimia tanah yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman mentimun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengungkap pengaruh aplikasi beberapa jenis bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Penelitian ini menggunakan metode pot yang disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RKLT) dengan faktor tunggal. Jenis bahan organik digunakan sebagai faktor dalam penelitian ini yang terdiri atas kontrol - tanpa bahan organik, kompos jerami padi, kompos sekam bakar, kompos seresah daun, dan kompos kotoran sapi. Aplikasi masing-masing jenis bahan organik menggunakan dosis yang sama yakni 3 ton/ha. Pengulangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebanyak empat kali dengan sampel pada masing-masing perlakuan sebanyak lima tanaman. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi bahan organik menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan panjang dan jumlah daun pada setiap minggunya. Lebih lanjut, aplikasi bahan organik juga berpengaruh nyata terhadap panjang akar saat 2 MST dan bobot buah per tanaman. Aplikasi kompos jerami padi dan kompos kotoran sapi menghasilkan akar terpanjang saat tanaman berumur 2 MST dan bobot buah per tanaman tertinggi, sedangkan kontrol dan aplikasi kompos seresah daun menghasilkan akar terpendek saat 2 MST dan bobot buah per tanaman terendah.</p> Jihad Muhammad Nasrudin Nasrudin R. Arif Malik Ramadhan ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-03 2024-02-03 24 1 67 75 10.51978/japp.v24i1.708 Kualitas fisik bakso daging ayam afkir dengan penambahan ekstrak buah patikala (Etlingera elatior) https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/720 <p>Buah patikala (<em>Etlingera elatior</em>) merupakan rempah lokal Indonesia yang banyak mengandung senyawa asam yang merupakan turunan dari senyawa fenol dan dapat digunakan dalam bahan pembuatan bakso untuk meningkatkatkan kualitas fisik bakso. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik bakso daging ayam petelur afkir dengan penambahan ekstrak buah patikala pada konsentrasi yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, dengan desain perlakuan yaitu P0 (tanpa perlakuan), P1 (ekstrak buah patikala konsentrasi 25%), P2 (ekstrak buah patikala konsentrasi 50%), P3 (ekstrak buah patikala konsentrasi 75%), P4 (Ekstrak buah patikala konsentrasi 100%) . Analisis data yang digunakan adalah <em>Analysis of varians</em> (<em>Anova</em>) dan jika berpengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut dengan Uji BNT (beda nyata terkecil). Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah menguji sifat fisik bakso yaitu&nbsp; pH, susut masak dan daya lenting bakso daging ayam petelur afkir<em>. </em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak buah patikala pada bakso daging ayam petelur afkir dapat meningkatkan daya lenting bakso tapi tidak dapat mengurangi kadar pH dan susut masak bakso daging ayam petelur afkir.</p> Irmawaty Irmawaty Aminah Hajah Thaha Risky Rahayu Arsan Jamili ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-03 2024-02-03 24 1 76 85 10.51978/japp.v24i1.720 Aplikasi minyak Pala Fakfak (Myristica argentea Warb) sebagai agen antimikroba penghambat mikroba patogen pada daging merah https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/721 <p>Daging merupakan salah satu produk pangan yang sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri patogen karena kandungan protein yang tinggi, sebagai sumber asam amino esensial, vitamin dan mineral. Bakteri yang bertanggung jawab atas kerusakan daging seperti <em>Staphylococcus aureus</em>, <em>Listeria monocytogenes</em> dan <em>Escherichia coli</em> yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit bahkan kematian. Pala Fakfak (<em>Myristica argentea </em>Warb) dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomi dan multiguna yang berperan sebagai agen antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur efektivitas minyak pala dalam penghambatan pertumbuhan bakteri <em>Staphylococcus aureus</em> dan <em>Escherichia coli </em>serta mengetahui pengaruh minyak pala dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada daging. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga September 2023. Ekstraksi minyak pala menggnakan destilasi uap. Aktivitas antibakteri minyak pala diuji menggunakan metode cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen minyak pala Fakfak sangat rendah yakni 2.84%. Zona hambat bakteri <em>Staphylococcus aureus </em>adalah 6,53 ± 0,19 mm sedangkan zona hambat terhadap bakteri <em>Escherichia coli</em> adalah 3,43 ± 0,19 mm. Minyak pala efektif menghambat pertumbuhan mikroba pada konsentrasi minyak pala 15% selama 48 jam dengan jumlah mikroba 5 x 10<sup>2</sup>. Derajat keasaman terendah pada daging yang telah ditetesi minyak pala diinkubasi selama 24 jam pada perlakuan penambahan minyak pala sebesar 15% yakni 4,47.</p> Andi Fitra Suloi Nurmiati Nurmiati Nur Faida ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-09 2024-02-09 24 1 86 94 10.51978/japp.v24i1.721 Penggunaan pupuk komersil dan organik terhadap laju pertumbuhan rumput laut Eucheuma spinosum di kebun bibit rumput laut Desa Angkue, Kabupaten Bone https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/725 <p>Rumput laut merupakan komoditas yang kini tengah digalakkan pemerintah guna mendongkrak cadangan devisa negara. Rumput laut juga merupakan salah satu rangkaian produk unggulan bernilai ekonomis yang dapat menggerakkan sektor ekonomi mulai dari petani, produsen, pengolah, dan diakhiri dengan pelanggan.&nbsp; Sehubungan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut dan kualitas rendemen bobor yang dipelihara dengan dosis pupuk berbeda dengan lama perendaman 6 jam kemudian dipelihara di laut.&nbsp; Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli di Desa Angkue, Kabupaten Bone. Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen dengan metode Rancangan Acak Lengkap melalui 4 perlakuan dan 3 ulangan.&nbsp; Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan harian tertinggi terdapat pada perlakuan B (cair) dengan hasil 5.74%, dan pertumbuhan harian terendah pada perlakuan D (kombinasi) dengan hasil 3.28%.&nbsp; Kemudian untuk pertumbuhan mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan B (cair) dengan hasil 107.67 gram, dan terendah pada perlakuan D (kombinasi) dengan bobot 46.33 gram. Dan bobot basah tertinggi pada perlakuan B (cair) 138.89 gram, terendah pada perlakuan D (kombinasi) 85 gram. Untuk bobot kering tertinggi pada perlakuan 39.67 gram, dana terendah pada perlakuan C (kotoran sapi) 32.33 gram.</p> Nur Minda Ardi Eko Mulyawan Nursyahran Nursyahran ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-09 2024-02-09 24 1 95 103 10.51978/japp.v24i1.725 Cheilomenes sexmaculata Fabricius (Coleoptera: Coccinellidae) kandidat agens pengendali hayati Aphis gossypii Glover (Hemiptera: Aphididae) dan kutu daun lain pada tanaman cabai https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/727 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan <em>C. sexmaculata</em> pada ekosistem pertanaman cabai, mempelajari biologi <em>C. sexmaculata</em>, dan mempelajari preferensi serta kemampuan memangsa <em>C. sexmaculata.</em> Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah <em>Purposive Random Sampling</em>. Ukuran keanekaragaman yang digunakan yakni indeks keanekaragaman spesies Shannon-Wienner dan indeks kemerataan Simpson. Pengujian biologi dan demografi <em>C. sexmaculata</em> dengan mangsa <em>A. gossypii</em>. Pengamatan tanggap fungsional dan preferensi <em>C. sexmaculata</em> disusun dalam rancangan faktorial dengan 2 faktor dan 5 ulangan. Faktor pertama yakni pemaparan mangsa ke <em>C. sexmaculata</em> dengan kerapatan yang berbeda yaitu 10, 20, 30, 40 dan 50 individu, faktor kedua jenis mangsa yakni <em>A. gossypii, A. craccivora, </em>dan <em>M. persicae</em>. Data dianalisis dengan uji sidik ragam dan uji lanjut Tukey pada taraf 5%. Pada penelitian ini ditemukan sebanyak 10 spesies <em>Coccinellidae</em> predator. Spesies yang paling melimpah yakni <em>C. sexmaculata</em>. Lama hidup <em>C. sexmaculata</em> sejak stadium telur hingga menjadi imago yakni 29,43 ± 4,71 hari. Perkembangan larva terdiri dari empat instar, masa perkembangan instar I sampai IV berturut-turut yakni 1,72 ± 0,21; 1,74 ± 0,31; 2,30 ± 0,46; dan 2,46 ± 0,40 hari. Keperidian imago betina <em>C. sexmaculata</em> yakni 123,44 ± 15,03 butir selama 13,50 ± 2,12 hari. Laju pemangsaan <em>C. sexmaculata</em> berbeda tidak nyata pada tiga jenis mangsa yang dipaparkan. Berdasarkan analisis regresi logistik diketahui <em>C. sexmaculata</em> memperlihatkan tanggap fungsional tipe I terhadap <em>A. craccivora</em> dan tipe III pada mangsa <em>M. persicae</em> dan <em>A. gossypii</em>. Temuan ini membuktikan secara biologi<em> C. sexmaculata</em> sebagai kandidat agens pengendali hayati <em>A. gossypii</em> dan kutudaun lain yang potensial.</p> Siska Efendi Awaluddin Awaluddin ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-09 2024-02-09 24 1 104 119 10.51978/japp.v24i1.727 Virus Gemini Laporan pertama infeksi virus gemini pada tanaman tomat di Sulawesi Tenggara https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/730 <p>Begomovirus termasuk genus dari famili <em>Geminiviridae </em>juga dikenal dengan nama Geminivirus. Geminivirus adalah penyebab penyakit pada beberapa komoditas sayuran termasuk tomat. Infeksi Geminivirus dapat menyebabkan kerugian berkisar 85% bahkan gagal panen, khususnya infeksi terjadi pada tanaman muda. Penularan Geminivirus di pertanaman dimediasi oleh serangga vektor kutukebul <em>Bemisia tabaci </em>(Hemiptera:Aleyrodidae). Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi infeksi Geminivirus dan serangga vektor pada pertanaman tomat. Lokasi pengamatan di Desa Wolasi dan Lamomea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan. Sampel daun tomat yang bergejala Geminivirus dimasukkan ke dalam kantong plastik sampel ziplock yang telah diisi CaCl<sub>2</sub>, kemudian dimasukkan di dalam kotak pendingin. Sampel tomat yang bergejala Geminivirus dideteksi dengan teknik <em>polymerase chain reaction</em> (PCR) di Laboratorium Virologi,&nbsp; Faperta Universitas Gadjah Mada. Primer yang digunakan adalah primer universal Geminivirus&nbsp; pAV494 dan pAC1048. Gejala Geminivirus yang ditemukan pada tanaman tomat adalah mosaik ringan atau menguning, daun mengecil, malformasi daun, daun agak menggulung ke atas, dan&nbsp; tulang daun mengalami penebalan. Serangga vektor kutukebul (<em>Bemisia tabaci</em>) dan kelompok telur &nbsp;hampir selalu ditemukan di pertanaman tomat. Teknik PCR berhasil mengamplifikasi DNA Geminivirus yang berukuran 500bp. Kejadian penyakit Geminivirus pada tanaman tomat di Desa Wolasi dan Lamomea adalah 40% dan 34%, secara berturut turut. Penelitian ini telah mengonfirmasi keberadaan infeksi Geminivirus yang pertama kali pada pertanaman tomat di Sulawesi Tenggara.</p> Muhammad Taufik Gusnawaty HS Asmar Hasan La Ode Santiaji Bande Siti Anima Hisein Hasdiana Hasdiana Nur Isnaini Ulfa Sedyo Hartono ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-09 2024-02-09 24 1 120 129 10.51978/japp.v24i1.730 Potensi teknik proteksi silang terhadap jumlah stomata dan luas daun yang terinfeksi virus gemini pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/749 <p>Virus gemini merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang menyerang beberapa komoditas sayuran termasuk tanaman cabai. Penyakit ini disebabkan oleh <em>Pepper yellow leaf curl virus </em>(PepYLCV) yang masuk dalam genus Begomovirus dari famili <em>Geminiviridae</em>. Penularan virus sangat efisien terjadi melalui perantara serangga vektor kutukebul (<em>Bemisia tabaci</em>) secara persisten. Penyakit virus gemini dapat menimbulkan kerugian yang besar bahkan gagal panen jika tanaman terinfeksi pada waktu masih sangat muda. Salah satu pengendalian virus gemini&nbsp; yang efektif adalah dengan melakukan teknik proteksi silang. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kemampuan teknik proteksi silang untuk mengurangi keparahan penyakit virus gemini. Lokasi penelitian di Desa Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 10 unit perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati adalah masa inkubasi virus gemini, jumlah stomata dan luas daun. Strain lemah mampu menekan laju infeksi strain kuat berdasarkan jumlah stomata dan luas daun sehingga teknik proteksi silang dapat mengurangi keparahan penyakit. Jumlah stomata pada setiap gejala bervariasi tergantung gejala yang ditimbulkan. Daun yang bergejala berat maka jumlah stomatanya lebih sedikit dibandingkan dengan daun yang bergejala sedang dan ringan. Luas daun yang diinokulasi virus dengan strain lemah dengan 1 dan 5 ekor serangga vektor yang disusul dengan virus strain kuat (proteksi silang) memiliki nilai tertinggi yaitu 875,93 cm<sup>2 </sup>dan 708,37 cm<sup>2 </sup>dibandingkan dengan luas daun yang diinokulasi virus dengan strain kuat dengan 1 dan 5 ekor serangga vektor yang disusul dengan virus strain lemah yang hanya memiliki nilai 563,50 cm<sup>2</sup> dan 556,17 cm<sup>2</sup>.</p> Lita Oktafiana Huttni Muhammad Taufik Gusnawaty HS Asmar Hasan Muhammad Botek ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-09 2024-02-09 24 1 130 139 10.51978/japp.v24i1.749 Kinerja benih ikan gurami (Osphronemus gouramy) yang diberi pakan maggot dan cacing sutera https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/731 <p>Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembenihan ikan gurami adalah pertumbuhan ikan lambat dan penyediaan pakan ikan. Hal ini menjadi kendala dalam peningkatan produksi benih ikan dalam mendukung produksi ikan gurami nasional. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap menggunakan rancangan acak lengkap. Penelitian tahap I bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pakan maggot dan cacing sutera terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan, dan kelangsungan hidup benih ikan gurami (<em>Osphronemus gouramy)</em>. Penelitian tahap I terdiri dari tiga perlakuan dengan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah: P1 (pemberian maggot), P2 (pemberian cacing sutera), dan P3 (pemberian kombinasi maggot dan cacing sutera). Penelitian tahap II bertujuan untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan benih ikan gurami. Penelitian tahap II terdiri dari dua perlakuan dengan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah: P1 (pemberian maggot) dan P2 (pemberian cacing sutera). Parameter yang diamati adalah kecernaan pakan. Data hasil penelitian tahap I dan II yang meliputi pertumbuhan, efisiensi pakan, kecernaan pakan, dan kelangsungan hidup benih ikan gurami dianalisis menggunakan sidik ragam. Jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan uji <em>Duncan’s Multiple Range Test</em> pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pakan maggot (<em>Hermetia illucens)</em> dan cacing sutera (<em>Tubifex sp</em>.) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan, dan kecernaan pakan, namun tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan gurami. Pertumbuhan dan efisiensi pakan tertinggi diperoleh pada benih ikan gurami yang diberi kombinasi pakan maggot dan cacing sutera. Kecernaan pakan benih ikan gurami yang diberi pakan maggot lebih tinggi daripada&nbsp; benih ikan gurami yang diberi pakan cacing sutera.</p> Suwarsito Suwarsito Dewi Susylowati ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-09 2024-02-09 24 1 140 149 10.51978/japp.v24i1.731 Inkorporasi karagenan dan kitosan sebagai bahan dasar edible film untuk kemasan jajanan tradisional baje https://ppnp.e-journal.id/agrokompleks/article/view/670 <p>Baje adalah jajanan manis dari ketan, kelapa parut, gula pasir, dan gula merah, merupakan produk pangan yang sangat mudah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh lingkungan, kimia, biokimia dan mikrobiologi. Bahan pengemas baje selama ini menggunakan kulit jagung kering atau daun pisang kering yang sifatnya hanya menutupi atau membungkus produk, tidak memberikan penampilan yang menarik dan tidak mampu melindungi produk dari kontaminasi, sehingga dibutuhkan kajian ilmiah atau karya inovasi bahan pengemas yang sesuai dengan produk baje.&nbsp; Bahan pengemas makanan yang berasal dari plastik banyak digunakan namun mempunyai kekurangan yaitu tidak dapat dihancurkan secara alami (<em>non-degradable</em>), akibatnya terjadi penumpukan limbah plastik yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini salah satunya dengan menggunakan kemasan plastik yang ramah lingkungan diantaranya <em>edible film. </em>Tujuan penelitian mengetahui perbandingan karagenan dan kitosan pada edible film yang memiliki karakteristik terbaik serta pengaruhnya terhadap produk jajanan tradisional selama penyimpanan. Penelitian terdiri atas dua tahap yaitu menentukan perbandingan karagenan dan kitosan pada edible film terbaik berdasarkan karakteristik fisik fungsionalnya, tahap ke dua aplikasi edible film pada jajanan tradisional baje selama 10 hari penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan A dengan rasio karagenan dan kitosan 10:90 merupakan perlakuan terbaik dengan karakteristik ketebalan 0,048 mm, solubility tes 40,85%, kuat tarik 1,56 (N/mm<sup>2</sup>), elongasi 11,2%. Aplikasi edible film pada produk baje mampu memperpanjang daya simpan dibandingkan produk baje yang tidak dikemas, dengan angka kapang dan khamir serta kadar asam lemak bebas hingga hari ke-10 masih memenuhi syarat mutu berturut-turut sebesar 14 koloni/gram dan 0,078% b/b.</p> Nurfajrianti Akhmad Sahriawati Sahriawati ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-02-09 2024-02-09 24 1 150 161 10.51978/japp.v24i1.670